SEANDAINYA GAK ADA UN
Hari yang begitu indah, dengan fenomena
alam yang gak pernah diinginkan pelajar. Apa itu?? Ujian Nasional sudah di
depan pupil mata. Adin, Ella, Firgo dan semua siswa-siswi sekalian yang sudah
menduduki posisi kelas 3 SMP harus berperang melawan hawa nafsu untuk
jalan-jalan, main game, browsing, atau
yang sekadar ngelamun gak jelas. Jadwal harian harus diganti dengan Belajar,
terus belajar, belajar lagi, belajar terus, terus lagi… belajar-belajar-belajar.
Pantesan, akhir-akhir ini FirAin menunda peperangannya. Dan AdEll (#baca: Adin-
Ella) gak bisa ke Mall buat main dance di Fun City.
“Apa, sih gunanya Ujian Nasional. Toh,
banyak nilai yang gak murni. Hasil kiriman sms dari orang misterius, lah, kunci
jawaban yang di komersialisasikan, lah, contek’an dari pen laser, lah, pokoknya
Ujian itu gak bisa buat memajukan kualitas pelajar.” Adin menceramahi Ella bak
seorang Politikus yang mau kelihatan lebih bijak dan sok tahu.
“Setuju. Apalagi, Ujian Nasional malah
bikin pelajar stress dan akhirnya melanjutkan sekolah di rumah sakit jiwa.“
tambah Ella sambil membaca buku ‘Trik Sulap Agar Jawaban UN Sempurna’.
“Kata Bunda gue, dulu gak ada yang
namanya Ujian Nasional. Palingan, hanya Ulangan Semester. So, terbukti kualitas
pelajar dulu bagus-bagus dan gak ada yang mati gara-gara Ujian.” Adin nyerocos
gak pake rem karena sudah geregetan.
“Kalau gue jadi presiden, gue
akan hapus semua penderitaan rakyat dengan cara memperkerjakan semua rakyat
buat ngurusin pepohonan dan tumbuh-tumbuhannya. Setiap bulan, rakyat diupah
sebesar 100 ribu rupiah buat satu pohon. Jadi, gak ada lagi yang namanya
pengangguran. So, begitu juga, gak
akan ada UN. Orang yang sekolah hanya untuk memintarkan diri, bukan buat
berlomba-lomba mencari nilai UN yang tinggi. Jadi, lapangan pekerjaan gak
terbatas dan pastinya, bumi jadi hijau kembali.” Ujar Ella panjang lebar sampai
gak kerasa, bel ujian nasional lebih dulu menjawab omongan Ella daripada Adin
yang kelihatan ingin ceramah juga, biar kelihatan berwibawa di hadapan Ella.
d
“Soalnya Dahsyat banget, ya!! Yang gue
baca kemarin gak ada yang keluar. Malah, yang keluar, soal-soal umum yang gue
anggap kecil. Eh, malah gue lupa apa jawabannya..” Omel Ella.
“Haha… Lo gak pengalaman, ya?!
Emang gitu, kale. Lo belajar bahasannya terlalu kedalam. Kalau gue,
sih, sudah ngerti trik pembuat soal. Pembuat soal tahu, kalau otak anak SMP
masih labil. Makanya, yang dibuat itu soal yang umum dan kecil, kecuali
Matematika. Matematika itu tergantung kita ingat rumusnya, plus ketelitian.” Ceramah
Adin.
“Iya, Bu Guru!! Tapi, gue seneng…
Akhirnya kita udahh nyelesain Ujian Nasional, cuy.. So, ayo kita kembalikan
kebahagiaan yang sudah terlewatkan. Sore ini, kita ke Fun City, ya… Biasa nge-dance..
Oke..?!”
“Oke..”
Label: Our Illusion Story